Banyak hal berubah secara fundamental dalam berbagai aspek kehidupan manusia di abad ke-21. Kemajuan jaman membutuhkan tuntutan SDM yang mumpuni. Maka dari itu maka sistem pendidikan harus mengalami transformasi.

‘’Salah satunya pembelajaran berbasis STEM, yakni science, technology, egineering, dan mathematics. Pembelajaran itu berusaha menghilangkan pemisah antara sains, matematika, teknologi dan rekayasa,’’ kata Moh Husni, instruktur dari Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Bidang Otomotif dan Elektronik (PPPPTK BOE) Malang.

Dia menjelaskan, pembelajaran STEM dalam bidang pendidikan bertujuan mempersiapkan peserta didik supaya bisa bersaing dan bekerja sesuai bidangnya. ‘’Pembelajaran berbasis STEM, peserta didik menggunakan sians, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam konteks nyata yang menghubungkan sekolah, dunia kerja, dan dunia global, sehingga mereka mampu bersaing,’’ tuturnya pada acara Diklat Pengembangan Pembelajaran Berbasis STEM yang digelar di SMK Negeri 1 Surabaya. Kegiatan tersebut diikuti 72 guru SMK yang berasal dari berbagai sekolah di Surabaya.

Peserta mendapatkan teori dan praktik. Diklat menggunakan metode di dalam kelas dan luar kelas. Total yang ditempuh sebanyak 100 jam pelajaran. Nantinya dilakukan pemantauan berkala. Peserta didik membuat laporan tentang penerapannya kepada peserta didik. Diklat pengembangan pembelajaran berbasis STEM ini dilakukan oleh PPPPTK BOE Malang. Hasil yang diharapkan, yaitu tersosialisasikannya kebijakan tentang pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis STEM. ‘’Selain itu meningkatkan pemahaman peserta, tentang gambaran yang lengkap dan jelas mengenai pentingnya pembelajaran berbasis STEM.’’